Terapi Kanker Dengan Pakaian Listrik

Terapi Kanker Dengan Pakaian Listrik
Penyakit kanker memang sangat menakutkan dan menjadi penyakit mematikan di dunia, beberapa jenis kanker seperti Kanker usus, Kanker paru-paru, Kanker Payudara dan lain-lain, namun tahukah anda bahwa ada pakaian khusus untuk menyembuhkan kanker.

adalah seorang profesor Warsito P Taruno yang merupakan dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Indonesia telah berhasil membuat alat anti kanker dalam bentuk pakaian.

berawal dari kakaknya yang menderita kanker stadium 4, warsito mulai membuat alat terapi kanker yang dibuat menyerupai pakaian seperti rompi, celana pendek dan penutup kepala.

Kegunaan penutup kepala (menyerupai topi) untuk kanker otak, Rompi untuk kanker paru-paru dan celana untuk kanker usus.

cara kerja alat ini adalah dengan mengalirkan listrik statis sebesar 3 volt kedalam lempengan logam dalam rompi, celana dan topi anti kanker, dengan menggunakan teknologi Electro Capacitive Cancer Treatment (ECCT).

Aliran listrik itu berkhasiat mematikan benang-benang yang terbentuk saat pemisahan inti sel kanker yang sedang berkembang biak. Dengan menekan perkembangbiakan sel kanker maka lama kelamaan seluruh sel akan mati dan pasien terbebas dari kanker.

Sejak ditemukan tahun 2010, ratusan pasien sudah sembuh total dari kanker. namun untuk kanker jinak alat ini justru tidak bekerja dengan baik, harga dari rompi anti kanker ini mulai dari Rp. 3 juta sampai 10 Juta dan hasil penjualan ini digunakan untuk pengembangan riset kanker.

Profil Singkat Dr. Warsito

Profil Warsito Purwo Taruno
Warsito Purwo Taruno yang lahir di solo tahun 1967, merupakan seorang penemu alat pemindai tubuh (tomografi) yang lebih murah dan akurat yang dinamakan ECVT (electrical capacitance volume tomography)

Pada tahun 1997 Warsito meraih gelar doktor dari Universitas Shizuoka Jepang dan memulai riset tomografi sejak tahun 1991 ketika masih menjadi mahasiswa S1, Saat itu masih mengembangkan tomografi ultrasound yang bertujuan untuk mendeteksi kepekatan gas dan partikel di dalam reaktor berfasa banyak, Selain melakukan penelitian, Warsito juga mengajar di Sekolah MIPA dan Fisika, Universitas Indonesia.
Referensi : Wikipedia, liputan6.com